Lingkup Kerja

Lingkup Pekerjaan

Pelaksanaan Pekerjaan Soil Investigation
 
Sesuai dengan spesifikasi Teknis Soil Investigation, secara garis besar lingkup pekerjaan penyelidikan tanah ini meliputi :

Lingkup Kerja

 
Pelaksanaan Pekerjaan Soil Investigation
 
Sesuai dengan spesifikasi Teknis Soil Investigation, secara garis besar lingkup pekerjaan penyelidikan tanah ini meliputi :
 
1.    Melakukan pengeboran dalam (depth boring) / penyelidikan tanah pada lokasi rencana pembangunan dermaga yang di lakukan di perairan/laut dengan jarak terjauh dari pantai berkisar 200 meter yang di lakukan sebanyak 3 titik.
2.    Melakukan Standard Penetration test (SPT) dengan interval 2 meter untuk mendapatkan disturbed samples serta korelasi dan indikasi kekuatan geser tanah.
3.    Melakukan pengambilan Undisturbed Samples sebanyak 5 tube dari tiap lubang bor penyelidikan. Total pengambilan sample 15 tube
4.    Melakukan test laboratorium terhadap contoh tanah undisturbed. Test  yang akan dilakukan meliputi index properties dan Engineering Properties.
5.    Melakukan Uji daya dukung tanah dengan Sondir dilakukan pada 3 titik yang lokasinya berdekatan dengan lokasi boring.
6.    Melakukan analisa teknis atas hasil penyelidikan yang telah dilakukan dengan hasil meliputi general soil profile, kedalaman lapisan pendukung (keras), tinggi muka air tanah, daya dukung tanah untuk Pondasi dangkal dan Pondasi dalam.
 
 
Metode Pelaksanaan
 
Kami akan  melaksanakan lingkup pekerjaan lapangan dan laboratorium diatas dengan metode pelaksanaan seperti berikut ini :
 
1.     Pemboran Dalam
1 (satu) unit mesin bor dimobilisasikan ke lapangan untuk melaksanakan pengeboran di 3 lokasi. Pemboran dalam dilakukan dengan menggunakan metode Pengeboran Inti (Core Drilling) seperti pada gambar 1. Pengeboran inti dilakukan dengan memutar dan menekan sebuah single core barrel berdiameter 2 7/8 inchi. Core drilling mudah mengidentifikasi jenis tanah karena karena potongan tanah terbawa keluar. Tanah dari hasil core drilling disimpan dan diletakkan didalam core box dengan ukuran panjang 1 meter dan 5 kolom seperti terlihat pada gambar 2.  Pemboran akan di hentikan apabila menemukan tanah keras (NSPT≥50) sebanyak 3 kali berturut-turut atau hingga mencapai kedalaman 30 meter. Dimana yang terlebih dahulu tercapai.
 
2.     Standard Penetration Test ( SPT )
Standard  Penetration Test (SPT) dilakukan dengan interval 2 meter sepanjang pemboran dilaksanakan.
Prosedur pelaksanaan standard penetration test (SPT) yaitu dengan cara menjatuhkan hammer seberat 63.5 Kg secara bebas di atas landasan penumbuk dari ketinggian 760 mm, sehingga split spoon sampler sepanjang 45.00 Cm masuk kedalam lapisan tanah dengan automatic trip hammer sesuai dengan ASTM D 1586.
Jumlah  pukulan dicatat untuk penetrasi split spoon sampler 15.00 Cm pertama, 15.00 Cm kedua dan 15.00 Cm ketiga dan harga SPT (N value) merupakan penjumlahan tumbukan untuk penetrasi 15.00 Cm kedua dan 15.00 Cm ketiga.
Contoh tanah yang didapat pada standard penetration test (SPT) segera dimasukan kedalam plastik kedap udara untuk menghindari perubahan kadar air. Contoh ini merupakan disturbed sample yang dapat digunakan untuk menentukan kepadatan tanah atau kekerasan tanah serta mendeskripsikan jenis tanah.
 
3.     Undisturbed Sampling
Pengambilan contoh tanah tidak terganggu (undisturbed sample) dilakukan dengan mengunakan thin walled tube sampler tanpa sambungan  (seamless) dengan tebal 2.5 mm berdiameter 89 mm dan panjang 500 mm yang dipasang pada sampler head dan dihubungkan dengan ujung pipa bor. Selanjutnya untuk tanah lunak rangkaian pipa bor ini ditekan sehingga thin walled tube masuk ke dalam lapisan tanah sampai sepanjang 40.00 Cm tanpa menumbuk atau memutarnya. Dan untuk tanah medium dilakukan dengan melakukan penumbukan pada kepala pipa bor.
Thin walled tube yang sudah diambil dari dalam lubang bor akan segera dilapis dengan lilin cair pada kedua ujungnya, agar kadar air dan tekstur tanah tidak terganggu.
 
4.     Pengujian Sondir / Dutch Cone Penetration Test
Percobaan  ini  menggunakan 1 alat sondir tipe Dutch Cone Penetrometer yang dilengkapi dengan bikonus, dan dipasang diujung pipa sondir. Selama percobaan sondir, alat dipertahankan vertikal dengan memasang angkur dikaki sondir.
Konus kemudian ditekan masuk ke dalam tanah dengan kecepatan konstan tidak lebih dari 2 cm/dtk. Pembacaan tekanan konus dilakukan dengan interval 20 cm yaitu pembacaan tekanan konus dan tekanan total + friksi dari selimut konus.  Percobaan ini dihentikan jika tahanan konus telah mencapai 250 kg/cm2 atau mencapai kedalaman 30 meter.
 
5.     Pengujian Laboratorium
Untuk bisa mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan, semua contoh tanah pada undisturbed sample dilakukan pengujian laboratorium menurut ASTM. Pengujian laboratorium terdiri atas pengujian terhadap sifat fisis dan mekanis tanah.
 
Uji sifat-sifat indeks tanah (Index Properties Test), meliputi :
–          Berat Isi (Unit Weight) berdasarkan ASTM D 2937 – 83
Berat isi suatu tanah adalah besarnya perbandingan berat tanah terhadap volume tanah. Berat isi suatu tanah terdiri atas berat isi basah atau berat isi suatu tanah asli dan berat isi kering atau berat kering suatu tanah terhadap volumenya.
–          Kadar Air (Water/Moisture Content) berdasarkan ASTM D 2216 – 98
Kadar air suatu tanah adalah perbandingan antara berat air terhadap berat butirannya dari volume tanah yang diselidik.
–          Berat Jenis Tanah (Specific Gravity) berdasarkan ASTM D 854 – 98
Berat jenis tanah ini didefinisikan sebagai perbandingan berat volume butiran padat dengan berat volume air pada temperatur 4ºc.
–          Atterberg Limit Test berdasarkan ASTM D 4318 – 98
Atterberg Limit Test adalah suatu cara untuk mendapatkan gambaran mengenai batas-batas konsistensi dari suatu tanah berbutir halus dengan mempertimbangkan kadar airnya. Batas-batas tersebut adalah batas cair, batas plastis.
Batas cair atau Liquid Limit adalah  kadar air tanah pada batas cair dan plastis. Batas cair dinyatakan dalam bentuk kadar air yang dibutuhkan oleh tanah untuk menutup celah sepanjang 12.7 mm pada ketukan 25.
Batas Plastis atau Plastic Limit adalah kadar air pada keadaan plastis dan semi padat yaitu persentase kadar air dimana tanah dengan diameter silinder 3.2 mm mulai retak-retak ketika digulung.
Indeks Plastisitas adalah selisih antara batas cair dan batas plastis yang merupakan interval kadar air dimana tanah masih bersifat palstis.
–          Grain Size Distribution Test/Penyebaran Partikel Butiran Tanah berdasarkan ASTM D 422
Maksud percobaan ini adalah untuk menentukan distribusi ukuran butir suatu tanah. Untuk tanah yang mempunyai ukuran lebih besar dari 0.075 mm (tertahan pada saringan no.200) dikerjakan dengan analisa saringan. Sedangakan untuk tanah yang ukuran butirnya lebih kecil dari 0.075 mm (lewat saringan no.200) dikerjakan dengan cara analisa sedimen (hidrometer)
 
Uji Sifat-Sifat Mekanis Tanah (engineering Properties Test), meliputi :
–          Triaxial Compression Test berdasarkan ASTM D 2850 – 87
Maksud percobaan ini adalah untuk mendapatkan karakteristik kuat geser tanah total.
–          Consolidation Test berdasarkan berdasarkan ASTM D 2435 – 90

Konsolidasi adalah suatu proses berkurangnya volume atau rongga pori akibat pembebanan, dimana prosesnya dipengaruhi oleh kecepatan terperasnya air pori keluar dari rongga tanahnya. Untuk mengetahui besarnya perubahan akibat pembebanan tersebut maka dilakukan pengujian konsolidasi.

 

Pekerjaan Boring

Pekerjaan Sondir

Survey Topografi

project-img-4.jpg

Boring di Samarinda dan sekitarnya Mengerjakan Jasa Soil Test | Sondir | Boring | SPT | Bor Pile | Sumur Bor | Topografi | Laboratorium | Bathimetri | Kuat Arus | DCP | Sandcone

© 2014 CV. PRIMA SOENOE | Developed by webdeezine.com